Banting Setir Setelah Kerja 20 Tahun

Simak dan belajar langsung bagaimana karyawan ini banting setir menjadi digital entrepreneur dan sukses dengan omset puluhan milyar.
5 Min Read

Mau dapat notifikasi setiap ada jurnal baru yang rilis? Daftarkan email Anda, klik disini – tanpa di pungut biaya.

Ini cerita nyata yang saya alami.

Beberapa tahun yang lalu saya bertemu “Grace”. Ia domisili Surabaya, berprofesi sebagai karyawan kelas A di perusahaan swasta.

Sebagai seorang professional dengan jabatan kelas A, ia bekerja dengan tekun serta menjunjung loyalitas tinggi selama lebih dari 20 tahun, gajinya pun tidak sedikit.

Mendapatkan aha momen

Sampai suatu ketika, ia mendapatkan “AHA” moment yang membuat persepsinya berubah, ia menyadari bahwa:

Ia bekerja 10 jam hampir tiap hari, hingga tak sadar waktu berlalu begitu saja melihat anak sudah dewasa, dan ibu sebatang kara-nya telah menua dan berambut putih.

Ia merasa lebih mementingkan pekerjaan di bandingkan hal lain hingga tidak mampu menjaga ibunya saat sedang sakit.

Ia merasakan bahwa kesehatannya sendiri pun terus merosot, karena merasa tak punya waktu dan tidak memiliki prioritas untuk merawat diri.

Ia awalnya merasa hidup dari gaji adalah suatu keamanan hingga melihat seniornya mengalami kesulitan setelah pensiun karena sudah tidak lagi menerima gaji.

Ia menginginkan satu lompatan yang memungkinkan hidupnya untuk bertumbuh, punya kebebasan, dan hidup lebih baik.

Ia tidak diam diri dan terkunci pada keadaannya. Ia berdiri dari kursi kerjanya dan mulai mencari KESEMPATAN.

Opportunity.

Berkenalan dengan konsep “Digital Entrepreneur”

3 Tahun lalu ia berkenalan dengan konsep “Digital Entrepreneur”, yang di mana hingga sekarang konsep ini telah menjadi pergerakan.

Konsep ini memungkinkan individu – individu seperti Grace yang bekerja sebagai professional untuk bisa membangun bisnis dengan filosofi yang unik seperti:

Bisnis harus di mulai dengan “Padat Karya” bukan padat modal. Padat karya menawarkan pengurangan risiko awal, dan potensi pertumbuhan melalui pendekatan yang lebih kreatif.

Bisnis harus di lihat sebagai pekerjaan dengan “Kontrol Penuh” bukan sebalilknya. Karyawan sering kali melihat bisnis sebagai suatu hal yang tidak pasti, yang ternyata kepastian hanya bisa datang pada sesuatu yang Anda kontrol.

Bisnis harus di mulai dengan “Langkah Kecil” bukan langkah besar. Professional sering kali berpikir 10 tangga di depan yang membuatnya tidak pernah memulai bisnis impiannya. Pikirkan 1 tangga di depan, dan ayunkan kaki Anda.

Sekarang mungkin Anda bertanya apakah filosofi dan konsep ini berhasil?

Lalu mungkin di benak Anda juga berpikir bahwa hal semacam ini tidak bisa di lakukan oleh mereka yang GAPTEK?

Atau Anda juga berpikir bahwa hal seperti ini hanya mampu di lakukan oleh mereka yang sudah punya pengalaman sebelumnya?

Lihat data di bawah ini.

Gaptek namun bisa menghasilkan

Grace seorang karyawan dengan usia 48 tahun, tidak pernah punya pengalaman bisnis sebelumnya dan juga super gaptek.

Pada tahun pertama Grace memulai bisnis e-commercenya sebagai seorang Digital Entrepreneur dan melakukan 1.631 penjualan.

Pada tahun kedua ia lebih tekun dan melakukan 31.024 penjualan.

Pada tahun ketiga dengan kepercayaan diri yang telah terbangun ia mampu melakukan 57.878 penjualan.

Hingga tahun lalu mengukuhkan penjualan yang terus meningkat hingga lebih dari 60.000 penjualan.

Konsep “Digital Entrepreneur” memungkinkan Grace untuk bertumbuh, punya kebebasan dan hidup lebih baik, hingga hari ini ia telah membangun langkah kecil-nya menjadi perusahaan padat karya dengan kontrol penuh.

Ini adalah cerita tentang seorang karyawan yang banting setir menjadi Digital Entrepreneur bernama “Grace”.

Mewujudkan impian

Terlepas dari tantangan dan ketidakpastian, Grace mengambil langkah berani untuk menjalankan bisnis e-commerce. Meskipun usianya sudah 48 tahun dan tidak memiliki pengalaman bisnis sebelumnya, ia tidak membiarkan rasa gaptek menghalangi tujuannya.

Selama tiga tahun, ia progresif dalam penjualannya, mencapai lebih dari 60.000 penjualan.

Pembelajaran utama

Dari perjalanan Grace, terdapat beberapa pelajaran berharga yang dapat diterapkan oleh siapa pun yang mempertimbangkan untuk bertransisi ke dunia kewirausahaan:

Kesadaran Diri: Memiliki kesadaran akan keadaan hidup dan memahami apa yang sebenarnya penting bagi kita dapat menjadi pendorong kuat untuk perubahan.

Keberanian untuk Berubah: Meskipun menakutkan, keberanian untuk mengambil langkah pertama yang kecil dapat membuka jalan menuju impian yang lebih besar.

Pendidikan dan Adaptasi: Belajar dan beradaptasi terhadap teknologi baru bukanlah hal yang sulit. Dengan kemauan yang kuat dan komitmen yang besar, siapa pun bisa mengatasi kekurangan keterampilan yang ada.

Kendali atas Hidup Kita: Memiliki kontrol atas pekerjaan dan kehidupan kita sendiri adalah salah satu kunci untuk meraih kebahagiaan dan kepuasan.


Kesimpulan

Perjalanan Grace dari karyawan menjadi Digital Entrepreneur menunjukkan bahwa tidak ada batasan usia atau pengalaman yang dapat menghentikan seseorang untuk mengejar impian.

Dengan sikap positif dan kemauan untuk belajar, siapa saja dapat menemukan jalan menuju kehidupan yang lebih memuaskan dan penuh makna. Dalam dunia yang kian digital ini, cerita Grace bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tidak menyerah dan terus mencari peluang dalam hidup.